Masalah sistem rem pada truk seperti rem blong kerap menjadi sumber malapetaka di jalanan. Saat rem blong terjadi truk yang berukuran besar dan berat bisa melaju seperti bola bowling dan menghajar benda-benda di depannya tanpa ampun.
Rem blong adalah gangguan sistem rem yang menyebabkan truk menjadi tak bisa melambat. Salah satu skenarionya yaitu kecepatan tak bisa berkurang drastis walau sopir sudah menekan pedal rem sekuatnya.
Rem blong pada kendaraan besar seperti truk sangat berbahaya sebab butuh energi besar untuk melambatkan momentum lajunya. Hal ini akan semakin parah bila truk sedang mengangkut barang berat sehingga perlu usaha lebih besar untuk mengurangi putaran roda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rem blong berarti berkurangnya daya pengereman pada kendaraan bermotor akibat pemanasan yang berlebihan.
Rem kepanasan memang benar bisa mengakibatkan rem blong, namun penyebabnya bukan cuma itu saja.
Berdasarkan penjelasan Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, ada tiga jenis penyebab rem blong yakni backfeeding, tekor angin dan vapor lock.
Backfeeding terjadi saat kampas rem di sistem rem truk jenis hidraulic (hidraulis) mengalami panas berlebihan. Panas berlebihan itu dapat terjadi saat truk membawa muatan berlebihan atau usai melintasi jalur tanjakan dan turunan.
Panas berlebihan bakal memengaruhi kemampuan kampas rem menghentikan putaran roda. Wildan mengatakan saat backfeeding kampas rem menjadi licin, koefisien gesek dalam situasi ini dikatakan nol seperti kaca dan menyebabkan pedal rem bisa ditekan tetapi tak ‘menggigit’.
Penyebab lain adalah tekor angin atau kekurangan tekanan udara pada sistem rem jenis Air Over Hydraulic (AOH) dan full air brake yang membawa tangki udara.
Tekanan udara pada sistem rem ini umumnya bisa dipantau sopir melalui indikator di kabin. Wildan menyebut jika tekanan udara di bawah 7 bar, yang artinya tekor angin, maka pedal rem tak bisa ditekan.
Sedangkan vapor lock merupakan kondisi saat air masuk ke sistem rem yang semestinya vakum dan bekerja hidraulis. Ini bisa terjadi di sistem rem hidraulis dan AHO yang mengandalkan minyak rem (cairan rem).
Titik didih cairan rem bisa mencapai 250 derajat celcius, namun bila ada air bisa turun 50 derajat.
“Minyak rem itu titik didih 250 derajat celcius tergantung DOT tapi ketika ada kandungan air sedikit saja titik didih turun 50 derajat. Saat panas dia mendidih, lalu muncul gelembung,” jelas Wildan.
“Gelembung ini yang masuk ke cylinder brake, sehingga kita menyebutnya angin palsu, yang masuk ke master rem,” katanya lagi.