Astra Daihatsu Motor (ADM) mempertanyakan insentif mobil untuk kendaraan separuh listrik alias hybrid di Indonesia. Daihatsu merupakan salah satu merek Jepang yang sejauh ini belum meluncurkan mobil elektrifikasi.
Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Communication Director ADM, menjelaskan walau belum merilis pihaknya sudah memperkenalkan produk hybrid seperti Rocky e:Smart di Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2024.
Kemudian ia justru balik bertanya kepada wartawan kala disinggung apakah ADM menunggu insentif dari pemerintah untuk meluncurkan mobil hybrid.
“Enggak juga. Memang ada insentifnya ya? Enggak, enggak. Nanti kita infoin lah pas mau keluar kita info begitu mau di-launching pasti teman-teman duluan yang diinfo,” kata dia di ICE, BSD, Rabu (24/7).
Lebih lanjut Agung menjelaskan dengan dihadirkannya Rocky hybrid di GIIAS 2024, Daihatsu ingin menunjukkan perusahaan punya komitmen menekan masalah emisi karbon.
Menurut Agung, pada 2021 pihak prinsipal Daihatsu di Jepang sudah berkomitmen meredam emisi.
Bahkan, mobil-mobil rendah emisi Daihatsu diklaim menorehkan angka penjualan yang cukup baik. Terlebih harga jualnya sekitar Rp215-Rp238 juta.
“Kalau di jepang juga Rp215 juta, Rp238 juta ya. Bahan bakarnya juga lebih efisien sekitar 35 persen, emisinya juga lebih bagus 26 persen dari pada yang ICE,” kata dia.
Wacana insentif mobil hybrid
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto irit bicara saat ditanya terkait kelanjutan insentif pajak mobil hybrid di Indonesia.
Ia hanya menyebut kebijakan itu masih tahap persiapan, tanpa menjelaskan kapan bakal terbit.
“Insentif sedang disiapkan,” kata Airlangga singkat ketika ditemui di GIIAS 2024, ICE BSD, Rabu (24/7).
Berbeda dari insentif pajak mobil listrik yang sudah lama bergulir di Indonesia, insentif khusus buat mobil hybrid masih belum menemukan titik terang.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi sebelumnya mendesak pemerintah bergerak cepat merealisasikan insentif pajak mobil hybrid.
Desakan ini bukan tanpa sebab. Pihaknya khawatir iklim investasi dari para pelaku industri otomotif terganggu jika insentif mobil hybrid tak kunjung cair.
“Kalau kami lihat negara tetangga memberikan insentif untuk mobil hybrid. Kalau kami tidak berhati-hati, kami khawatir mereka bisa mengalihkan produksinya ke negara-negara tersebut,” ucap Nangoi pekan lalu.
Saat ini sudah banyak merek mobil, yang sebagian besar berasal dari Jepang, menjajakan produk hybrid di Indonesia. Produsen tersebut di antaranya Mitsubishi, Honda, Nissan, Wuling, Suzuki, Toyota, dan GWM.
Sedangkan model-model mobil hybrid yang diproduksi di dalam negeri, misalnya Wuling Almaz Hybrid, Toyota Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid serta Suzuki XL7 Hybrid dan Ertiga Hybrid.