Puluhan mobil berjejer di pelataran parkir hotel berbintang lima di Seoul, pada akhir Februari lalu. Mobil-mobil beragam warna itu adalah Hyundai Ioniq 9.
Mobil listrik terbaru dari Hyundai Motor Company tersebut membawa puluhan jurnalis dari berbagai negara, termasuk Indonesia, menuju Busan.
Bersama PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) ikut menjajal mobil tersebut dari Seoul menuju Busan dalam acara bertajuk Ioniq 9 Global Media Test Drive.
Jarak dari Seoul, Ibu Kota Korea Selatan, ke Busan yang berada di pesisir selatan sekitar 388 kilometer (km).
Cuaca di Korea sedang memasuki musim dingin saat itu. Suhu udara bisa di bawah 0 derajat celsius.
Mobil kami memulai perjalanan dari hotel sekitar pukul 09.30 waktu Korea. Daya baterai ketika berangkat sekitar 97 persen.
Eksterior Ioniq 9
Sport Utility Vehicle (SUV) ini tampil elegan dan modern dengan bodi yang tampak gagah.
Mobil ini memiliki panjang 5.060 mm, lebar 1.980 mm, tinggi 1.790 mm, dan jarak sumbu roda 3.130 mm.
Lampu depan didesain memanjang dengan model parametric pixel yang ditutupi permukaan transparan menciptakan tampilan yang futuristik. Lampu utama berada di sisi kanan dan kiri sejajar dengan active air flap(AAF).
Ioniq 9 yang sudah beredar di Korsel ini memakai spion kamera yang tersambung ke layar di sudut kanan dan kiri dasbor.
Kemudian bagian handle pintu Ioniq 9 ini didesain rata, namun akan muncul ketika mobil berhenti.
Lampu belakang juga memakai model parametric pixel berada di sisi kanan dan kiri yang tersambung bagian atas kaca. Kaca belakang tampak luas tanpa ada wiper. Terdapat tulisan Ioniq 9 cukup besar.
Bodi Ioniq 9 terinspirasi desain kapal yacht atau kapal pesiar kecil.
Pihak Hyundai menjelaskan bahwa Ioniq 9 dibuat lebih aerodinamis untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan performa yang lebih baik.
Terdapat beberapa pilihan warna untuk Ioniq 9. Mobil-mobil yang disediakan bagi peserta antara lain putih, hijau metalik, cokelat, hingga hitam.
Untuk di pasar Amerika Serikat (AS) ada beberapa pilihan warna khusus.
Interior Ioniq 9
Masuk ke interior, dasbor dibuat mendatar. Setir mobil berada di sisi kiri. Ada beragam tombol yang memiliki sejumlah fungsi. Tombol starter berada di bawah kemudi, menyatu dengan tuas transmisi dan rem tangan.
Panel indikator tampak melengkung. Kemudian layar multi information display (MID) serba digital menggunakan teknologi layar sentuh. Ioniq 9 dilengkapi dengan artificial intelligence (AI) voice recognition service.
Ioniq 9 memiliki kabin yang luas. Kursi penumpang dibalut dengan lapisan kulit. Terdapat sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC). Selain itu juga ada fitur pijat di kursi baris pertama dan kedua.
Kursi baris kedua menggunakan model captain seat dengan sanggahan tangan yang bisa naik turun.
Bagian atap terpasang panoramic sunroof yang semakin menambah mewah mobil ini.
Sabuk pengaman terpasang di seluruh kursi. Ruang bagasi belakang berukuran besar sekitar 1.323 liter ketika baris ketiga dilipat. Saat baris ketiga terpasang, bagasi belakang tersisa 620 liter.
Bagian kap mesin juga menyisakan ruang yang bisa untuk menyimpan barang.
Ioniq 9 memiliki 2 layar 12 inci di baris kedua, 14 speaker Bose,10 airbag, 6 USB-C ports, masing-masing dua di setiap baris.
Kemudian ada Vehicle-to-Load (V2L) yang bisa digunakan sebagai sumber daya listrik bagi perangkat elektronik, seperti laptop, ponsel, hingga peralatan rumah tangga kecil.
Di dalam kabin, terdapat sentuhan halus parametric pixels yang menyatu dalam suasana interior yang tenang dan nyaman.
Ioniq 9 memiliki Sistem Bantuan Pengemudi (Advanced Driver Assistance Systems/ADAS) canggih dari Hyundai Motor, yang bekerja dengan mulus untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan kenyamanan.
Untuk interior, pilihan warna meliputi obsidian black dan dark pebble gray (khusus AS), serta beberapa kombinasi dua warna, seperti obsidian black + dove gray, dark teal + dove gray, mud gray + creamy beige (Korea dan AS), cognac brown + creamy beige (Korea saja), serta dark wine + dove gray (Eropa dan Kanada).
Pengalaman jadi penumpang Ioniq 9
Mobil Ioniq 9 yang saya tumpangi merupakan varian calligraphy dengan enam kursi penumpang. Baris kedua menggunakan model captain seat.
Perjalanan awal saya memilih duduk di baris kedua. Kesan pertama bangku terasa empuk. Ruang kabin tengah juga terasa sangat lega.
Jarak antar-kursi tengah juga terbilang lebar, bisa untuk menyimpan tas. Sela tersebut bisa dilewati penumpang yang duduk di kursi baris ketiga.
Kursi baris kedua ini memiliki fitur pengaturan maju mundur. Saat kursi mentok ke belakang, jarak antara lutut ke kursi depan sekitar 15 cm. Sedangkan saat mentok ke depan, jarak tersisa 5 cm. Sementara jarak kepala dengan atap mobil sekitar 8 cm.
Saya juga menjajal berbagai fitur lainnya seperti sandaran kaki bawah dan dynamic body care (fitur pijat). Fitur tersebut membuat perjalanan jauh tidak terasa melelahkan.
Fitur pijat di kursi Ioniq 9 memiliki dua pilihan. Pertama pijatan dengan tekanan dan kedua getaran.
Penumpang bisa memilih salah satu mode pijatan atau sekaligus. Pengaturan fitur pijat ini berada di sandaran tangan. Sandaran ini bisa digerakkan.
Bangku baris kedua ini juga memiliki fitur penghangat. Sangat pas jika cuaca sedang dingin. Terdapat juga pengaturan AC.
Selain itu masing-masing kursi memiliki layar entertainment berukuran 12 inci yang melekat di bagian belakang kursi depan. Tersedia dua port USB C dengan daya hingga 100 watt.
Masing-masing kursi memiliki sabuk pengaman. Jika penumpang lupa memasang, ada alarm yang berbunyi terus menerus.
Pada kabin depan ada banyak fitur yang membantu pengemudi dalam berkendara. Ponsel pintar kita juga bisa terkoneksi dengan sistem pada mobil ini.
Mobil Ioniq 9 dilengkapi sistem artificial intelligence (AI) voice recognition atau pengenalan suara AI. Teknologi ini memungkinkan pengemudi secara lisan mengoperasikan perangkat dan aplikasi yang terkoneksi.
Terdapat sensor di bagian kemudi. Jika pengemudi menoleh ke kiri atau kanan hingga melepas tangan dari setir terlalu lama, akan diingatkan agar kembali fokus mengemudi.
Mobil ini juga memiliki kamera 360 yang membantu ketika melewati jalan sempit dan ingin parkir. Visual mobil secara utuh dari atas akan terlihat pada layar dasbor.
Ioniq 9 juga dilengkapi banyak tempat penyimpanan. Boks kompartemen tengah bisa diakses oleh penumpang baris pertama maupun dari baris kedua.
Masing-masing baris kursi memiliki ventilasi AC. Khusus baris pertama ada empat ventilasi AC di dasbor. Penumpang di baris ketiga tak perlu khawatir kegerahan.
Kursi paling belakang juga tak kalah nyaman, meski bantalan kursinya tak seempuk kabin depan. Masih ada ruang sekitar 5 cm dengan baris kedua.
Sabuk pengaman juga tersedia untuk menambah keamanan penumpang belakang. Buat ‘anak kursi belakang’ tak perlu takut mual-mual. Masih terbilang lapang dan ada AC di kanan dan kiri.
Kemewahan kabin Ioniq 9 menjadi paripurna dengan tambahan panoramic sunroof. Hampir seluruh atapnya bisa terbuka menyisakan kaca transparan.
Ioniq 9 juga cukup kedap suara. Bising kendaraan lain tak begitu terdengar dari dalam kabin. Deru mesin mobil ini juga tak begitu kencang. Mobil ini dilengkapi fitur Active Noise Control-Road.
Dengan demikian suara musik yang keluar dari 14 speaker Bose di dalam kabin tak terganggu suara kendaraan lain.
Perjalanan panjang Seoul ke Busan selama hampir 10 jam terasa tak melelahkan. Ioniq 9 yang saya naiki tak melakukan pengisian baterai.
Mobil listrik ini ditenagai baterai berkapasitas besar yakni 110,3 kWH yang bisa menempuh jarak sejauh 620 kilometer tanpa melakukan pengisian baterai.
Pengisian daya Ioniq 9 dapat dilakukan di charging station AC maupun DC. Dibutuhkan 24 menit untuk mengisi daya dari 10 persen hingga 80 persen menggunakan pengisi daya 350 kW dalam kondisi optimal.
Sedangkan dengan pengisi daya 150 kW, dibutuhkan 38 menit untuk mengisi daya dari 10 persen hingga 80 persen.
Catatan Ioniq 9
Akselerasi mobil ini cukup halus. Bantingan mobil ini juga terasa empuk dan nyaman. Namun, ketika melewati sambungan jalan masih terasa getarannya.
Kemudian pada kursi baris kedua semestinya ditambah meja lipat yang akan memudahkan para pemilik mobil ini ingin membuka laptop atau tablet dengan lebih nyaman selama perjalanan.
Kemudian stop kontak V2L yang bisa digunakan sebagai sumber daya listrik bagi perangkat elektronik, seperti laptop, ponsel, hingga peralatan rumah tangga kecil seharusnya tak hanya ada di bagian bagasi belakang.
Fitur ini seharusnya juga bisa ditempatkan di baris kedua agar pengguna bisa mengisi daya perangkat laptop atau yang lainnya dengan mudah.
Meskipun demikian, SUV listrik terbaru dari Hyundai yang baru beredar di Negeri Ginseng ini patut ditunggu kehadirannya di Indonesia. Ioniq 9 yang memiliki tiga baris kursi ini menjadi penantang baru mobil di kelasnya.
Mobil ini masuk ke segmen SUV EV besar. Ioniq 9 yang memiliki tujuh kursi dengan tiga baris, menawarkan ruang yang lebih kompetitif dengan ruang kepala dan kaki terbaik di kelasnya di baris kedua dan ketiga.
Harga mobil Ioniq 9 juga perlu dipertimbangkan jika ingin dijual di Indonesia. Mengingat banyak kompetitor menawarkan harga miring dengan fasilitas lengkap.
Sebagai perbandingan, harga Ioniq 9 di pasar Korsel mulai dari 60 juta Won atau sekitar Rp700 jutaan. Sangat mungkin ketika masuk Indonesia harganya lebih tinggi.
Beberapa fitur di dalam mobil ini juga tentu akan disesuaikan dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Spion kamera yang ada di Korsel, besar kemungkinan tak dipasang dalam mobil yang disiapkan untuk pasar Indonesia.