Suzuki Indomobil Sales (SIS) menyatakan penjualan mobil kota Ignis telah dihentikan karena peralihan strategi perusahaan ke sektor elektrifikasi.
“Iya, Ignis sudah di-discontinue dari market Indonesia,” kata Harold Donnel, Direktur Pemasaran SIS, saat dihubungi, Kamis (11/7).
Selain terkait rencana elektrifikasi, Harold juga menjelaskan alasan menyetop Ignis karena perusahaan mau memperkuat model-model yang diproduksi di dalam negeri.
“Sesuai dengan rencana korporasi kami yang secara bertahap akan lebih fokus ke produk terelektrifikasi seperti XL7 hybrid dan Ertiga hybrid. Serta memperkuat keberadaan model-model buatan dalam negeri,” kata dia.
Ignis merupakan salah satu produk impor SIS dari India yang mengisi tempat di antara S-Presso dan Baleno. Saat ini Ignis sudah tak tampak ditawarkan di situs resmi Suzuki Indonesia.
Produk impor SIS dari India yang masih dijual sekarang adalah Baleno, S-Presso, Grand Vitara dan Jimny 5 doors. Sedangkan yang diproduksi lokal adalah Ertiga, XL7, APV dan Carry.
Terakhir kali Ignis dijual di Indonesia tersedia dua varian berdasarkan transmisi manual 5-percepatan yang dilego Rp210,5 juta dan Auto Gear Shift (AGS) Rp220,5 juta.
Minus Ignis berarti sekarang produk Suzuki di dalam negeri yang menggunakan AGS hanya S-Presso. AGS merupakan penamaan Suzuki untuk transmisi manual jenis Automated Manual Transmission (AMT).
Ignis meluncur pertama kali di Indonesia pada 17 April 2017.
Menurut sejarah model ini, generasi pertama Ignis lahir pada 2000 lalu discontinue pada 2008. Ignis yang dijual terakhir merupakan generasi kedua yang debut di Jepang pada 21 Januari 2016.
Ignis lahir sebagai penerus Splash yang terakhir kali diproduksi global pada 2018. Karier Splash di Indonesia selesai pada 2016 setelah dijual mulai 2010.
Ignis menambah panjang daftar mobil Suzuki impor India yang disuntik mati di Indonesia. Sebelum Ignis, SIS sudah memutuskan karier Celerio (2015-2017) dan Ciaz (2015-2017).